kali ini menceritakan kisah Sex dari seorang Dokter umum
yang ditugaskan kesebuah Desa terpencil. Di desa itu mayoritas penduduknya
tidak mengenal pendidikan. Pada suatu ketika Dokter Han menangani 2 Pasien yang
kebetulan Ibu dan anak.
Karena mereka terbilang lumayan cantik dan bersih, maka
Dokter Han-pun membodohi mereka dengan alasan ( harus di setubuhi agar bisa
sembuh ). Singkat cerita mereka-pun menuruti perkataan Dokter Han itu dan
terjadilah sex threesome. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca
dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Ini adalah cerita sex yang terjadi di pada suatu Desa, Di
kabupaten “ A ”, desa tersebut adalah sebuah desa kecil yang agak terpencil.
Akses jalanannya tidak seperti di kota yang sudah ber-aspal semuanya, di sana
masih tanah liat dan batu. Orang-orangnya sederhana dan lugu. Kalau pagi mereka
selalu saling menyapa dan murah senyum. Rasa gotong royong pun masih kental
disini.
Mereka bermatapencaharian sebagai petani. Disana ada
sawah dan ladang. Kebun buah-buah-pun ada banyak disini. kalau mau makan tinggal
petik. Disana tidak ada sekolah, orang tidak bisa mendapatkan pendidikan. Jadi
kalau ada orang pintar disini, mereka puja seperti dewa. Dokter Han adalah
seorang dokter umum yang dikirim kesana untuk melayani masyarakat disana.
Apa yang dikatakan olehnya pasti didengarkan dan dituruti,
misalnya saja seorang dokter. Jangan dokter, lulusan SD saja mereka posisikan
di atas mereka. Suatu hari di ruang praktek Dokter Han yang sederhana ada seorang
pasien separuh baya sedang berkonsultasi dengannya mengenai kondisi organ
hatinya. Cahaya pagi yang Menembus jendela kayu menunjukkan kekhawatiran di
raut wajahnya.
Wanita itu tak henti-hentinya mengerinyit setiap kali ia
menceritakan keadaan anak perempuannya. Pundak anaknya dipegangi seperti
seorang Emak yang takut anaknya akan lenyap kalau dilepas.
“ Dok, anak saya kayaknya kurang sehat beberapa hari ini. ”,
“ Ohhh... gimana kondisinya apakah batuk-batuk? ”,
“ Ya sedikit, nafsu makannya berkurang dok. ”,
Dokter Han mengangguk-angguk.
“ Nama kamu siapa, Dik? ”,
“ Lia, dok. ”,
“ Sudah berapa lama kamu sakit? ”,
“ 3 hari dok… gak sembuh-sembuh… dah minum teh manis. ”,
“ Pusing-pusing gak? ”,
“ Gak, dok. ”,
“ Sebelumnya ada makan apa, gak? ”,
“ Makan biasa aja dok... ”,
“ Ada jajan? ”,
“ Paling gulali. ”,
“ Hmm… . ”,
Dokter Han tampak sedang berpikir untuk menganalisa kondisi
Lia.
“ Ya udah kamu naik ke ranjang periksa yah… dokter periksa
”,
“ Iya dok… ”,
Lia berjalan ke ranjang periksa yang tak jauh dari situ, ia
menaiki tangga kecil hingga ia bisa sampai ke atas ranjang dan tiduran.
“ Di angkat ya bajunya, biar dokter bisa periksa pakai
stetoskop. ”,
Lia mengangguk dan menarik ke atas bajunya sehingga buah
dadanya yang masih mengkal kelihatan. Dokter Han mulai menggunakan stetoskopnya
dan mencoba mendegar detak jantungnya. Stetoskop itu di letakkan di dada dan
dipindah-pindahkan di sekitar situ. Kadang ditaruh di atas putingnya Lia.
“ Dingin dok… , ”, komentar Lia.
“ Tahan dikit ya… ”,
Saat Dokter Han memindahkan stetoskopnya, saat diangkat
kadang pinggirannya menyenggol ujung puting Lia. Entah sengaja atau tidak, jari
kelingkingnya kadang juga menempel putingnya. Sang Emak tidak bisa melihat yang
dilakukan Dokter Han sebab ia berada di belakangnya. Lia merasakan sesuatu yang
aneh, dan pipinya berubah memerah.
Tanpa disadari puting coklatnya menjadi mengeras mencuat.
Kalau tertoel lagi, kakinya langsung mengapit seperti menahan sesuatu di bagian
bAuww... .ah situ.
“ Emmm… untuk pemeriksaan selanjutnya Emak tunggu di bangku
yah, saya harus melakukan tes. ”,
“ Iya dok. ”,
Dokter Han menarik gorden yang mengelilingi ranjang periksa.
Emak Lia tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam. 3 menit tidak ada
apa-apa. Namun setelah agak lama sang Emak mulai mendengar suara-suara aneh
dari dalam. Seperti anaknya sedang melenguh-lenguh…
“ Ah... Sss... Ahhh...… Sss... Ahhh... ”,
Merasakan firasat Makruk ia bangkit menyibak gordennya.
Betapa terkejutnya saat ia melihat CD putrinya sudah turun setengah paha dan
tangan Dokter Han sudah berada di kemaluan putrinya. Saking kagetnya sang Emak
sampai tidak bisa bicara apa-apa.
“ Aaa... aaa... aaa… ”,
“ Emak! apa yang sedang Emak lakukan, saya sedang di tengah
pemeriksaan. ”,
Sang Emak tiba-tiba merasa bersalah, apakah benar ia sedang
mengganggu jalannya pemeriksaan anaknya ? Pikiran akal sehatnya seperti sedang
terpecah saking syoknya.
“ Tunggu disitu yah. ”,
Lalu si dokter menutup lagi gordennya. Tak lama suara
lenguhan terdengar lagi,
“ Eummm... Sss... Ahhh.... ouhhh... ”,.
Sang Emak menjadi ragu-ragu apakah sebaiknya ia membuka
gorden itu atau dibiarkan saja. Tapi Lama-kelamaan Bukan cuma suara putrinya,
kini ia mendengar suara si dokter,
“ Eummm...… shh… Sss... Ahhh...... yah... dihisap… biar
lekas sembuh. ”,
Sang Emak semakin khawatir. Akhhh rinya dia sibak lagi
gordennya.
Kali kagetnya menjadi-jadi, sebab Makrungnya si dokter sudah
keluar dari celananya dan ada di dalam mulut anaknya.
“ Dokter! Dokter… lagi apa… ? ”, dengan nada agak histeris.
Sang Emak tidak mempercayai penglihatannya.
“ Aduh Emak ini lagi-lagi mengganggu, ”, Dokter Han kesal,
“ Saya sudah analisa, anak Emak terkena penyakit Vibilio
Facumacis, obatnya adalah ia harus dibikin Klimaks dan menelan sperma. Kalau
Emak ganggu terus, gak selesai lohhh ini. Saya gak tanggung kalau penyakitnya
bertambah parah. ”,
“ Ii... iya... tapi dok… . ”,
“ Hhhhhh… , ”, Si dokter menghela nafas panjangsambil
geleng-geleng.
“ Ya sudah Emak bantu deh, Emak colok-colok kemaluan anak
Emak untuk membangun kekebalan tubuhnya. ”,
Sang Emak terdiam dan ragu-ragu.
“ Ayo sini… bantu saja… nggak apa-apa kok, daripada ganggu
terus nggak selesai-selesai. ”,
“ Ii... iya… ”,
Sang Emak berjalan mendekati tempat tidur periksa. Dokter
Han membelakangi sang Emak itu lalu ia meraih tangannya dan meletakkan di
kemaluan putrinya.
“ Nah… sekarang keluar masukin jarinya di lubangya yah… ”,
“ Iii… iya dok… ”,
Sang Emak pun mulai memasturbasi anaknya. Lia langsung
memejamkan mata dan melenguh-lenguh kecil,
“ Aah... ah… ah… ”,
Dokter Han tiba-tiba menarik ke atas gamis sang Emak. Tentu
saja perbuatannya memMakat sang Emak kaget.
“ Dokter ngapain lagi?! ”,
“ Emak juga perlu dibangun kekebalannya, kalau gak penyakit
ini akan menular. Jadi kemaluan Emak juga harus dimainin. ”,
“ Yang bener dok… ”,
“ Ya bener, siapa disini dokternya? ”,
Sang Emak kebingungan.
“ Ii... iya… ”,
“ Jangan khawatir saya tidak akan sentuh Emak, kalau itu
yang Emak khawatirkan, Lia yang akan bantu prosesnya. ”,
“ Maksudnya… ? ”,
“ Lia yang akan gituin Emak... ngerti kan… ”,
“ Hah? ”,
“ Sudah Emak tenang aja, nurut aja kalau mau sembuh yah. ”,
Dokter Han lalu membungkukan dan memberikan penjelasan
kepada Lia.
“ Lia supaya Emakmu gak ketularan kamu keluar masukin jari
kamu di lubangnya Emak yah… kayak yang diakukan Emak ke kamu... ok ”,
“ Iya dok… ”,
“ Pinter, ”, ujar Dokter Han menepuk-nepuk kepala Lia.
Dokter Han bangkit lagi,
“ Nah Emak... siap ya… saya angkat gamisnya yah… biar Lia
bisa masturbasiin Emak untuk cegah penyakit. ”,
“ Iya dok… ”,
Dokter Han pun mengankat gamis sang Emak hingga seperut dan
menarik turun CD putihnya. Sang Emak membantu memegangi kain gamisnya agar
jangan jatuh. Dokter Han sempat menelan ludah saat ia melihat paha sang Emak
yang semok. Gak kurus, tapi berisi.
“ Nah Lia, sekarang tangannya yuk… ”,
Lia mengulurkan tangannya dan menjamah kemaluan Emaknya.
Jari tengahnnya dimasukkan ke dalam lubang Emaknya perlahan, lalu ditarik lagi.
“ Ouhhh… Sss… Ahhh… ouhhh… ”,
Sang Emak langsung memejamkan matanya dan melenguh keenakan.
“ Mak maafin Lia ya, gara-gara Lia sakit, Emak bisa
ketularan juga. ”,
Sang Emak Buru-buru membungkukan badannya dan mengelus kepala
putrinya
“ Sudah kamu gak perlu pikiran itu, yang penting sekarang
Lia keluar masukin jari lubang di lubang Emak, dan Emak colok-colok lubang Lia
yah... biar kita sama-sama sehat, ”, ujar sang Emak menenangkan anaknya.
Lia-pun mengangguk tersenyum.
“ Nah sekarang Lia Buka mulutnya AAaaa, ”, perintah Dokter
Han. Lia menurut.
Dokter Han kembali mengarahkan Kejantanannya ke mulut Lia
dan memasukkannya ke dalam.
“ Nah, sekarang kulum batang kejantanan Dokter ya… obatnya
ada di dalamnya mesti dikeluarin, Ok ”,
“ Eunggg... ”, Lia mengiyakan dengan mulut yang tersumpal
batang kejantanan Dokter Han.
Dokter Han lalu memaju mundurkan pinggulnya, menikmati
batang kejantanannya disepong Lia. Ia tarik lagi ke atas bajunya Lia, agar ia
bisa melihat jelas kedua putingnya. Tangan kanannya bergerak, menjamah dan
remas-remas dada Lia. Sesekali ia pelintir-pelintir putingnya.
“ Engghhh… eughhh... ”, responnya.
Sementara itu tangan kirinya digunakan untuk menahan kepala
Lia yang berjilbab agar ia bisa bersenggama di mulutnya. Nafas sang Emak lama
kelamaan berubah menjadi tak beraturan. Gerakan jarinya di lubang putrinya pun
berubah menjadi semakin cepat.
“ Mmhmhh... nghhh... nghh… , ”, lenguh Lia
Jari Lia pun juga ikut-ikutan menusuk-nusuk Kewanitaan
Emaknya dengan cepat. Jari mungi itu kelihatan sudah menjadi basah. Cairan
bening ada yang mulai turun mengalir dari lubang Kewanitaan sang Emak ke
pahanya.
“ Dokter … remas dada saya juga dok… plis… ”, pinta sang
Emak
Dokter Han senang mendengar permintaan sang Emak.
“ Di Buka dong bajunya. ”,
Sang Emak menurut dan melepaskan bajunya dan dijatuhkan ke
tanah. Kini ia bertelanjang dada dan hanya mengeNakan BRA saja. Dr Han berdecak
kagum melihat buah dada sang Emak yang besar.
“ BRA-nya… di lepas juga… ., ”, pinta Dokter Han dengan
suara bergetar.
Tanpa berpikir panjang sang Emak melepaskan pengait depan
BRAnya dan meloloskannya talinya dari pundaknya. Lalu ia jatuhkan ke lantai.
Dokter Han jadi bernafsu banget ngeliat buah dada sang Emak yang mantap. Ia pun
menangkupnya dari belakang punggung, melewati bAuww... .ah tangannya, serta
memainkan Makah dada yang kenyal itu.
Lia baru kali ini ngeliat Emaknya Buka-Bukaan seperti itu,
dan baru pertama ngeliat seroang pria cemek-cemek dada Emaknya. Darahnya
berdesir. Jantungnya berdegup keras. Semuanya serba baru baginya. Sang Emak pun
mulai menggapai zakar Dokter Han dan mengelus-elusnya.
“ Sss... Ahhh...… ”, Dokter Han merasakan kehangatan di
Kejantanannya...
“ Sss... Ahhh...… .gak kuat… .Sss... Ahhh...… keluar…
keluar… ”,
Dokter Han memegang kepala Lia dengan kedua tangannya dan
memaju mundurkan batang kejantanannya di mulut Lia. dengan cepat. Kumpulan
sperma itu tak lama lagi akan meledak di rongga mulut gadis mungil ini.
“ Ke... luaaar… Sss... Ahhhhhhhhhh... ”,
“ Crottt… Crottt… Crottt… ”,
“ Sss... Ahhh... ”,
Dokter Han merasakan kelegaan luar biasa. Lalu ia
mencabutnya dari mulut Lia.
“ Ditelan yah Lia… itu obatnya… ”,
Lia mengangguk. Ia teguk cairan Dokter Han. Otot lehernya
tampak berkontraksi.
“ PInter… ”,
“ Dokter kasih sesuatu Makat kamu yah… ”,
“ Apa tuh? ”,
Dokter Han mendekatkan wajahnya ke wajah Lia. Keduanya
saling memandang. Lalu dia mencium Lia dan menghisap-hisap bibir atas dan
bawahnya. Sang Emak membelalak, melihat Dokter Han mencumbu putrinya dan Lia
tampak menyukai setiap detiknya.
“ Dokter apakah itu juga termasuk pengobatannya? ”,
Dokter Han menegakkan tubuhnya.
“ Iyah… sudah pasti dan… sekarang Emak jilat Kewanitaannya
Lia, ya ”,
“ Hlooo... kenapa? ”,
“ Iya… karena saliva Emak bisa menjadi bahan tambahan yang
menguatkan kekebalan Lia, seperti vitamin. Jadi jangan lupa, nanti sambil
dijilat, juga diludahin sedikit yah. ”,
“ Gitu ya dok... ? ”,
“ Iyah… ”,
Sang Emak memandang anaknya dengan penuh kasih sayang.
“ Emak jilat yah, Nak... ”,
Lia-pun mengangguk,
“ Iya, Mak terima kasih ya. ”,
Sang Emak tersenyum dan mengelus kepala anaknya. Lalu ia
mendekatkan wajahnya ke alat kelamin putrinya. Di Buka sedikit bibir
Kewanitaannya, diludahi lalu ia mulai menjilat-jilat belahan Kewanitaannya.
“ Sss... Ahhh...… Sss... ouhh … enak Mak… ouhhh… ”,
Lia yang sedang keenakan sudah lupa untuk memasturbasang
Emaknya. Dokter Han tidak ingin membiarkan lubang Kewanitaan sang Emak mubazir.
Dokter Han pun menarik turun gamis roknya, dan ia bisa melihat gundukan yang
terbelah dari arah belakang. Ia lalu mengarahkan batang kejantanannya ke lubang
sang Emak. kebetulan posisinya sudah siap untuk di doggy style.
Tanpa meminta izin lagi, Ia langsung mendorong masuk batang
kejantanannya ke dalam lubang sang Emak yang sudah basah.
“ OOuhhhh… Dok… Sss.. Ahhh… ”,
Sebentar ia melihat ke belakang, kemudian ia mulai merasakan
kenikmatan hujaman-hujaman tusukan batang kejantanan si dokter.
“ Astaga enaknya… . ”,
Lalu ia lanjut lagi mengoral anaknya di atas ranjang
periksa. Lia yang baru kali ini mengalami rasanya di oral, tidak dapat
membendung cairannya untuk keluar.
“ Mak… mau pipis… ”,
“ Pipis aja Lia biar kamu sehat… ”,
“ Sss... Ahhh...... Sss... Ahhh...... Sss... Ahhh...… Emak…
duh... gak tahan lagi… ”,
Lia menjerit histeris, saat ia mencapai Klimaks. Kakinya
mendorng pantatnya sampai ke udara, dan Kewanitaannya menyemprotan cairan
hingga keluar. Sang Emak Buru-buruberpindah untuk melihat wajah putrinya.
“ Sss... Ahhh...... Sss... Ahhh...... dah keluar Nak? ”,
Dia menanyakan keadaan Lia selagi sedang disodok sama Dokter
Han dari belakang.
Lia bisa melihat dari dekat, wajah Emaknya yang sedang sangat
keenakan. Tubuhnya bergerak-gerak maju mundur, demikian juga Makah dadanya.
“ Emak lagi diapain? lagi diobati juga yah? ”,
“ Eummm... Sss... Ahhh... Sss... Ahhh...... iya Nak... ”,
“ Lia juga mau… diobati yang seperti Emak… ”,
Sang Emak terkejut mendengar permintaan Lia,
“ Lia… .Lia masih kecil... Sss... Ahhh... Sss... Ahhh......
Sss... Ahhh.... Belum boleh diobati seperti ini. ”,
Sementara itu dari belakang mempercepat memompa tuMakh sang
Emak.
“ Sss... Ahhh...… Sss... Ahhh...... Sss... Ahhh...... Sss...
Ahhh...h… ”,
Alis sang Emak mengernyit menahan kenikmatan yang semakin
memuncak.
“ Tapi Lia mau… ., ”, ucapnya menelan ludah melihat Dokter
Han menyetubuhi Emaknya. Walaupun ia belum tahu itu namanya.
Di dalam keadan birahi yang sangat, pikiran sang Emak
tampaknya semakin tertutup. Bahkan ia mulai merasa birahi terhadap putirnya. Ia
menggapai lagi kemaluan Lia. Ia colok-colok lagi dengan satu jari. Lia agak
mengangkat kepalanya untuk melihat apa yang Emaknya lakukan di kewanitaannya
itu. Dia diam saja membiarkan perbuatan Emaknya. Sensai nikmat mulai menjalar
dari alat kelaminnya.
Kemudian dari satu jari berubah menjadi dua jari.
“ Ouhhh… ohhh… yeaSss... Ahhh...h… ”,
Tapi saat jari ketiga masuk… raut wajah Lia berubah
kesakitan.
“ Auww... . sakit Mak... udah... Makat keluarin jarinya…
sakit… ”,
“ Tahan Nak… tahan… biar Emak yang ambil keperAuww... .anan
kamu yah… ”,
Kemudian Lia-pun bangkit dari tidurnya dan mencoba mencabut
jari Emaknya dari Liang kewanitaannya.
“ Sakit Mak… ”,
“ Tahan Nak... entar jadi eNak lagi... ”,
Kemudian sang Emak menidurkan lagi putrinya, kemudian dia
mulai mejilati putingnya agar Dia merasa lebih nyaman.
“ Owwh… Sss… sakit… ”,
Sedikit demi sedikit membran keperAuww... .anan Ftri pun
robek oleh jemari Emaknya.
“ Aouw… sakit… Sss... Ahhh...h… ”,
Perlahan rasa sakit itu berubah menjadi eNak.
“ Eumhhh… Sss... Ahhh...… Sss... Ahhh...… sss… Sss...
Ahhh...h… . ”,
Ketiga jari sang Emak pun berbalur darah keperAuww... .an
Lia dan cairan kewanitaannya. Tiba-tiba hentakan keras Kejantanan Dokter Han
menyentuh batas klimaksnya, sehingga sang Emak kelojotoan mencapai Klimaks.
“ Sss... Ahhh...hh… sampai… . ”,
Dia mendorong Dokter Han agar mencabut Kejantanannya dari
lubangnya.
“ Saya nanggung Mak, ”, keluh Dokter Han.
Tanpa menanggapinya, sang Emak menyuruh Lia bangun. Lia
menuruti perintah Emaknya dan ia duduk di pinggir ranjang periksa. Sang Emak
berbalik badan dan naik duduk di sebelahnya.
“ Lia duduk di pangkuan Emak yuk. ”,
“ Iyah. ”,
“ Lepas tuh CDnya. ”,
“ Iya Mak. ”,
Setelah itu Lia berpindah posisi duduk di atas paha Emaknya.
Kedua kakinya berada disisi luar kaki Emaknya. Kewanitaannya jadi agak terBuka.
Setelah itu Emaknya memBuka lebar kedua pahanya, sehingga kedua paha Lia juga
turut terBuka lebar, mempertontonkan lubang senggamanya.
“ Kamu mau diobati Dokter Han seperti tadi kan? ”,
Lia memandang batang kejantanan Dokter Han yang mengacung
dan gak bergerak-gerak dikit. Ia menunduk, lalu mengangguk.
Sang Emak memandang ke Dokter Han, “ Tolong obati anak saya
juga, dok. Pakai cara yang tadi ”,
Dada Dokter Han bergemuruh melihat posisang Emak dan anak
itu. Mereka berdua masih memakai jilbab. Sang Emak sudah tidak berpakaian, Lia
masih lengkap berpakaian, tetapi semuanya sudah disibak.
“ Eh... iyah… sebelumnya kalian berdua ciuman dulu biar
saliva kalian bercampur di mulut agar bakteri kumannya mati ”,
Kemudian Sang Emak merendahkan kepalanya dan Lia mengadahkan
kepalanya ke atas menyamping. Bibir mereka bersentuhan, lalu sang Emak melumat
bibir putrinya. Ludahnya dipindahkan ke mulut Lia, kemudian dengan lidahnya ia
mengaduk-ngaduknya di dalam.
Dokter Han benar-benar terangsang oleh keduanya, ia pun
mendekat sambil mengocok titinya. Ia naik ke anak tangga agar batang
kejantanannya bisa sejajr dengan lubang Lia. Lalu Blessss… Lia membelalak saat
merasakan sebuah benda besar yang panjang menerobos masuk lubang senggamanya.
Emaknya saja merasa Dokter Han gede banget, apalagi anaknya.
Dokter Han tidak bisa leluasa mengeluar masukkan batang
kejantanannya, sebab seret banget, meskipun lubang Lia sudah distimulasi sejak
tadi dan basah licin. Batang kejantanan Dokter Han benar-benar tidak bisa masuk
penuh, meskipun sudah berusaha didorong. Dokter Han sampai menganga mulutnya,
karena jepitannya luar biasa banget. Dia yakin pertahannya tidak akan bisa lama
dengan keadaan seperti ini.
Ia pun mulai memajumundurkan pantatnya dan bersetuMakh
dengan Lia.
“ Sss... Ahhh...… Sss... Ahhh...… .shhh… Sss... Ahhh...h… ”,
Kenikamtan yang sama pun juga dirasakan Lia. Lubangnya
terasa penuh. Setiap sensor di kemaluannya mendapatkan gesekan penuh dari
bendanya Dokter Han. Apalagi ini pengalaman pertamanya.
“ Dr… Dr… Dr… Praz… .shhh… Sss... Ahhh...... ”,
Sang Emak pun memMakat anaknya makin gak kuasa menahan
nikmatnya seks. Tangannya meraba-raba dan memainkan Makah dadanya. Lia sudah
benar-benar pasrah ia bisa meraskan gelombang klimaks bentar lagi datang.
Sesaat ia hendak mencapai Klimaks, tiba-tiba…
“ Akhhh … keluar… !!! Dok keluar! ”,
Lia bisa merasakan cairan panas menyemMakr di lubangnya. Di
saat itu juga ia mencapai Klimaks.
“ Serrr… Serrr… Serrr… ”,
“ Dok Aku pipis lagi… . ”,
“ Ya bagus itu… ”,
Keduanya mencapai klimaks secara bersamaan. Tak berapa lama
setelah itu, kedua nya berpakaian lagi yang lengkap. Mereka kembali ke meja.
“ Ok… kalian berdua sudah diberi obat dan disuntik
kekebalan, kalau masih belum sembuh datang lagi untuk diadakan pemeriksaan. ”,
“ Baik, dok, terima kasih ya. Ayo Lia bilang apa ke Dok ”,
“ Terima kasih dok. ”,
“ Iya… lekas sembuh ya… ”,
“ Ngg!... iya ”,
Ternyata beberapa hari kemudian Lia telah kembali menjadi
sehat. Kehebatan pengobatan Dokter Han pun semakin terkenal di antara para
wanita. Sementara untuk sang Emak itu dan anaknya, mereka berdua pun jadi
sering mencolok-colok Kewanitaan mereka satu sama lain, untuk meningkatkan
kekebalan tuMakh merka dan tetap sehat .
0 komentar:
Posting Komentar